Kalibernews.com, Bangkinang — Suhu politik di Kampar kian terasa panas. Meskipun sejauh ini baru dua pasangan calon bupati dan calon wakil bupati yang benar-benar bisa mendaftar ke KPUD. Keduanya adalah pasangan Yuyun Hidayat berpasangan dengan Edwin Pratama Putra yang diusung bersama oleh PPP, PKS dan PAN. Kemudian ada pasangan calon Ahmad Yuzar yang menggandeng Misharti yang didukung PKB bersama NasDem.
Saat ini publik Kampar yang jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT)-nya mencapai 600 ribu orang lebih tentu menjadi salah satu lumbung suara potensial dalam peta politik Provinsi Riau tahun 2024 ini. Sehingga akan terjadi tarik menarik dalam arah koalisi partai-partai maupun tokoh-tokoh politik baik di Riau maupun di Kampar sendiri.
Salah satu tokoh yang ditunggu-tunggu oleh publik Kampar sikap politiknya di Pilkada serentak kali ini adalah Ardo, putra Jefry Noer, mantan Bupati Kampar 2 periode.
Di mata pengamat politik Riau, Tito Handoko dinamika politik yang terjadi di Kampar sangat unik dan rumit. Oleh karena itu, dia memberi pandangan, bagi tokoh politik, bila ingin membangun koalisi menghadapi Pilkada Kampar semestinya mempertimbangkan aspek keterwakilan dari suku-suku yang ada. Untuk diketahui, Kampar sendiri terdiri dari bermacam-macam suku dan terbagi oleh beberapa wilayah. Dan masing-masing suku maupun wilayah punya arah dukungan politik sendiri-sendiri berdasarkan kepentingan mereka masing-masing.
“Idealnya membangun koalisi tetap mempertimbangkan kombinasi representasi keterwakilan suku bila ingin membangun koalisi yang kuat dengan peluang kemenangan cukup besar,” ujar Tito Handoko, Sabtu (17/8/2024).
Bila keterwakilan suku-suku yang ada di Kampar, tidak bisa dipaksakan dalam koalisi, maka representasi wilayah juga harus menjadi pertimbangan para kandidat. Sebagai contoh, di Kampar ada wilayah Rantau Kampar Kiri (jalur kiri) ada wilayah Tapung Raya (jalur kanan) ada wilayah XIII Koto, kemudian ada wilayah Siak Hulu, Bangkinang 5 Koto, Tambang dan Siak Hulu (jalur tengah).
“Pemilih di wilayah Kampar Kiri tentu akan pro kepada tokoh dari wilayah mereka, sebaliknya orang di wilayah Tapung Raya cenderung akan memilih tokoh dari wilayah mereka sendiri. Tentu duet atas dasar pertimbangan representasi wilayah sangat penting bila calon ingin peluang kemenangan lebih besar,” ungkap Tito.
“Coba kita lihat peta representasi teritorial kandidat Bupati Kampar berikut ini,” ajaknya.
Secara garis besar nama-nama yang akan ikut bertarung di ajang Pilbup kali ini mayoritas dari jalur tengah, Edwin Pratama Putra, Yusri, Ahmad Yuzar,Yuyun Hidayat dan Misharti, termasuk Ardo pun dari jalur tengah. Hanya Repol yang berasal dari wilayah lain, yaitu dari Kampar bagian kiri.
“Edwin Pratama Putra, Ahmad Yuzar, Yusri, Ardo berasal dari Bangkinang. Bahkan Yusri dan Ardo sama sama dari kampung yang sama, yaitu Bangkinang. Mereka mereka ini merupakan kandidat mewakili wilayah tengah,” ulasnya.
Dengan situasi peta politik yang demikian, calon representasi teritorial tengah ini diprediksi tak satu pun yang bisa memenangkan pertempuran. Mereka justru akan saling “bunuh” sehingga kandidat dari teritorial kanan ataupun kiri yang akan berpeluang besar keluar sebagai pemenangnya.
“Tapi dengan satu syarat, calon representasi teritorial kiri maupun kanan harus bisa memaksimalkan dukungan di basis mereka masing-masing,” imbuhnya.
“Dari peta yang saya uraikan tadi, maka secara matematis, duet Repol – Ardo peluang menangnya lebih besar ketimbang Yusri Ardo. Karena duet Repol – Ardo gabungan wilayah Kampar Kiri dan Kampar bagian tengah, sementara Yusri – Ardo berasal dari wilayah yang sama, kampungnya pun sama, yaitu sama sama dari Kenegerian Bangkinang,” ujarnya.
Belum lagi, kata dia, perpaduan Repol dan Ardo juga mewakili partai yang punya basis kuat di Kampar. Golkar dan Demokrat adalah partai yang pernah berkuasa di Kampar dan kesan masyarakat pun cukup baik selama daerah ini dipimpin oleh kader kedua partai tersebut.
“Oleh karena itu, penerimaan publik pada duet Repol – Ardo sangat bagus, Selain karena representasi wilayah ada juga faktor kiprah partainya yang terekam baik di memori publik Kampar,” lanjut dia.
Ditambah lagi saat ini, momentun Repol cukup bagus untuk maju sebagai calon bupati, hal itu dibuktikan dengan hasil survei yang dirilis oleh beberapa lembaga survei yang menyatakan elektabilitas Repol tertinggi jauh melampaui kandidat lain.
“Hal itu juga dibuktikan dari peroleh suara Pileg yang lalu, di mana Repol merupakan caleg provinsi yang meraih suara tertinggi di Kampar, yakni mencapai hampir 24 ribu suara,” tuturnya.***