Daerah  

Penjabat Bupati Kampar Menghadiri Seminar dan Workshop Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Masyarakat Berkelanjutan

Yogyakarta,- Penjabat (Pj) Bupati Kampar Hambali.SE.M.Ba.MH menghadiri acara seminar dan workshop pengelolaan kawasan konservasi berbasis masyarakat berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan di Universitas Gadjah Mada Gedung Masri Singarimbun, Kamis (5/12/2024).

Turut hadir dalam kegiatan ini di antaranya Penjabat Sekretaris Daerah Ramlah.SE.M.Si, Staf Ahli Riadrl Fitri, Plt Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Khairuman.SH, Asisten II Bidang Masyarakat dan Pembangunan Suhermi.ST, Kepala OPD Pemkab Kampar, Kepala Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada, Dr. Agus Joko Pitoyo, Dirjen Kawasan Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Prof. Satyawan Pudyatmoko, Direktur Evaluasi dan Peningkatan Kapasitas Daerah Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kemendagri, Dr. Deddy Winarwan, Prof. Dr. Agus Heruanto Hadna dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Moderator acara Dr.Hakimul Ihwan dan Prof. Dr.Hero Marhaento, Camat Kampar Kirim Hulu Busatamar.S.Pd, Kepala Desa Se-Kabupaten Kampar dan Para peserta seminar workshop.

Dalam arahannya, Penjabat (Pj) Bupati Kampar Hambali.SE.M.Ba.MH menyampaikan Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, yang memiliki luas wilayah sebesar 11.289,28 km? dan terdiri dari 21 kecamatan. Struktur administrasinya meliputi 8 kelurahan dan 242 desa, yang tersebar di berbagai area, termasuk kawasan sekitar Kota Pekanbaru.

Secara geografis, Kabupaten Kampar memiliki keanekaragaman alam yang cukup signifikan. Bentang alam yang bervariasi dari perbukitan hingga kawasan hutan memberikan potensi sumber daya alam yang besar, tetapi juga menghadirkan berbagai tantangan terkait pengelolaan sumber daya tersebut.

Pemerintahan di Kabupaten Kampar berfokus pada pengelolaan potensi alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan infrastruktur, pendidikan, serta peningkatan aksesibilitas berbagai layanan publik. Terkait dengan Kawasan Konservasi Bukit Rimbang dan Bukit Baling, pemerintah daerah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mempertahankan kelestarian kawasan ini, sembari memastikan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Bukit Rimbang dan Bukit Baling merupakan kawasan Suaka Margasatwa yang terletak di Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar. Kawasan ini mencakup 24 desa, dimana terdapat 7 desa yang berada langsung di dalam kawasan konservasi, yaitu Desa Tanjung Belit, Muara Bio, Tanjung Beringin, Gajah Betalut, Aur Kuning, Subayang Jaya, dan Pangkalan Serai. Selain itu, ada juga desa-desa lainnya seperti Batu Songgan dan Kota Lama yang berlokasi di sepanjang Sungai Subayang dan berdekatan dengan kawasan konservasi ini.

Kawasan ini ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa melalui Keputusan Menteri Kehutanan No. 3977/Menhut-VIII/KUH/2014 dan Keputusan Gubernur Riau No. 149/V/1982. Kawasan ini berperan penting dalam menjaga keberagaman hayati serta sebagai habitat bagi berbagai flora dan fauna yang dilindungi.

Jadi kesimpulannya, memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi eksisting, tantangan dan upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Kampar dalam mengelola kawasan Bukit Rimbang dan Bukit Baling. Melalui berbagai program peningkatan infrastruktur, pengembangan ekonomi berbasis masyarakat, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, diharapkan kesejahteraan masyarakat setempat dapat meningkat tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

“Tantangan yang dihadapi cukup kompleks, terutama terkait dengan keterbatasan aksesibilitas, infrastruktur, dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah” ucap Hambali.

Namun demikian, dengan dukungan berbagai pihak dan komitmen pemerintah daerah, pembangunan di kawasan ini diharapkan dapat berjalan secara berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat serta lingkungan. Dengan peningkatan aksesibilitas, pemberdayaan masyarakat, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, kawasan Bukit Rimbang dan Bukit Baling memiliki potensi besar untuk menjadi model pembangunan yang seimbang antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.

“Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam seminar dan workshop hari ini. Semoga diskusi kita hari ini dapat menghasilkan solusi nyata bagi pembangunan yang berkelanjutan di kawasan Bukit Rimbang dan Bukit Baling, demi kebaikan generasi kita dan generasi yang akan datang” tutup Hambali.Adv